Jumat, 06 Juli 2012

Indonesia sebagai Negara Paling Bahagia

economistIndonesia sebagai Negara Paling Bahagia


Kenapa Indonesia Negara Paling Bahagia? inilah alasannya:

Berdasarkan hasil studi Ipsos bahwa tingkat kebahagiaan penduduk tidak terdapat di negara-negara kaya tapi berada di negara miskin dan berkembang terutama Indonesia, India dan Meksiko. Di negara-negara kaya seperti Australia dan Amerika tingkat kebahagiaannya rata-rata 28% sangat jauh dibawah rata-rata sedangkan Italia dan Spanyol adalah 13% dan 11%.

Pendapatan berbanding terbalik dengan kebahagian. Kebahagiaan yang dirasakan tergantung dari seberapa banyak materi yang diperoleh untuk mencapai kesejahteraan hidup.
Ditengah kesuraman ekonomi global saat ini, masih ada tempat didunia ini merasakan jauh lebih bahagia dari sebelum terjadinya krisis keuangan global.

Ipsos telah melakukan jajak pendapat terhadap 19.000 orang dewasa di 24 negara.
Dari hasil jajak pendapat tersebut menyatakan bahwa Indonesia adalah negara yang paling bahagia. Dimana Indonesia memiliki Gross Domestik Bruto at Purchasing Power Parity (PPP) adalah sebesar US$ 47.000. 

Sumber : http://kuncoromm.blogdetik.com/2012/02/25/indonesia-sebagai-negara-paling-bahagia/
 

Indonesia, Negara Paling Bahagia Sedunia

Kendati menempati posisi terbahagia sedunia, tapi tingkat kebahagiaan ini menurun dibandingkan survey sebelumnyaIndonesia, Negara Paling Bahagia Sedunia

Negara sangat bahagia kedua setelah Indonesia adalah India dan Meksiko.

Jum'at, 2 Maret 2012, 06:41 Denny Armandhanu, Winda Yanti
Kendati menempati posisi terbahagia sedunia, tapi tingkat kebahagiaan ini menurun dibandingkan survey sebelumnya (VIVAnews/Adri Irianto)
Berbagai permasalahan, mulai dari krisis ekonomi, bencana alam dan perang, ternyata tidak membuat rakyat Indonesia kehilangan kebahagiaan mereka. Menurut studi terbaru oleh Ipsos Global, orang Indonesia adalah yang paling bahagia di dunia.

Hasil survei Ipsos Global yang diterbitkan awal Februari lalu, yang dikutip oleh majalah Time, Kamis 1 Maret 2012, menitikberatkan pada kategori "bahagia" dan "sangat bahagia." Melibatkan 18.687 responden dewasa dari 24 negara dunia, Indonesia masuk dalam posisi teratas dalam kategori negara yang sangat berbahagia.

Sebanyak 51 persen dari warga Indonesia menyatakan mereka sangat bahagia. Kendati menempati posisi teratas, tapi tingkat kebahagiaan Indonesia dibandingkan survey Ipsos Global sebelumnya menurun hingga tujuh poin. Penurunan kebahagiaan drastis juga dialami oleh Brazil yang turun 9 poin dan Rusia yang turun enam poin.

Negara sangat bahagia kedua setelah Indonesia adalah India dan Meksiko dengan 43 persen, disusul Brasil dan Turki dengan 30 persen, Australia dan Amerika Serikat dengan 28 persen. Di sisi lain, beberapa negara diketahui hanya sedikit warganya yang  merasa sangat bahagia. Seperti Italia yang kebahagiaan warganya ada di level 13 persen, Spanyol 11 persen, Hunggaria enam persen, Korea Selatan tujuh persen dan Rusia delapan persen.

Ipsos memulai tracking happiness di 24 negara dari tahun 2007, dan di lakukan 2 kali dalam setahun. Maret 2010 survei di lakukan setiap bulan untuk mencari jawaban atas pertanyaan: Apakah kita pada saat ini lebih bahagia dari masa sebelumnya?

Secara keseluruhan, dunia adalah tempat yang bahagia. Pada tahun 2007, 20 persen dari populasi global menyatakan bahwa mereka sangat bahagia, dan pada tahun 2011 naik menjadi 22 persen. Pada bulan Maret dan April 2010 mencapai poin tertinggi yaitu 26 persen.

Dalam mengukur kategori sangat bahagia, perbaikan terbesar ditemukan di Turki, dimana tingkat kebahagiaan warganya naik 16 poin sejak 2007. Kemudian diikuti Meksiko dengan kenaikan sampai 10 poin, Australia naik 7 poin, Jepang naik 6 poin, India dan Kanada masing-masing naik 5 poin. (umi)

Sumber : http://dunia.news.viva.co.id/news/read/292723-indonesia--negara-paling-bahagia-sedunia

negara bahagia, negara dermawan

negara bahagia, negara dermawan
ada artikel menarik yg kubaca jumat sore2 begini: tentang world giving index. maksutnya, indeks kedermawanan negara2 di dunia. indeks ini mengkalkulasi 3 hal: memberi uang, memberi waktu (jadi relawan), dan menolong orang asing (perbuatan sehari2).

banyak fakta menarik. 

pertama, tentang negara2 yg top 10 dalam hal giving. merekalah negara2 yg bahagia dan sejahtera (laporan ini juga menunjukkan grafik korelasinya). bukan cuma banyak duit aja loh. berikut ini rankingnya (sebagian ada ranking bersama, sehingga ranking berikutnya kosong):

1: australi & new zealand 
3: kanada & irlandia
5: amrik & swiss
7: belanda
8: inggris & sri lanka
10: austria

saat ini, diriku sebagai penduduk di negri ranking 7, merasakan benar2 bahwa memang susah mencari "target" untuk berderma, bahkan utk berderma non-duit pun. waktu aku sempat berpikir mau ikut help portrait, setelah sempat ngubrul sama beberapa fotografer lokal yg kutemui online, rada ribet juga dan akhirnya rencana tahun 2010 gagal. lain dengan peserta2 help portrait di negara2 lain yg bisa dengan mudah pergi ke suatu tempat dan menemui wajah2 nyengir karena dipotret (kenarsisan akibat kurang perhatian dikombinasikan dgn kebahagiaan diperlakukan bak model & dikasih foto gratis pula). di sini boro2, yg dipotret malah minta bayaran dari fotografernya! :p

ya maklum, di sini gak ada pengemis. walaupun masih ada gelandangan dan copet sih, tapi itu bukan karena gak bisa hidup, melainkan karena pilihan. yg jelas gak seperti kisah negeri tetangga yg ibukotanya bisa dicapai dgn 5jam ngebut di jalan tol super halus dari kotaku (negeri itu ranking 91 dong).

tapi memang pada faktanya orang2 sini hobi ngasih duit ke penduduk negeri lain. bukan saja pemerintahnya yg ngasih beasiswa 150 orang indonesia per tahun (belum lagi ke penduduk negeri lain), lalu ada universitas yg kirim dokter ptt ke negara2 afrika dan sebagian kecil ke indonesia (belum lagi universitas2 lain), juga perorangan yg bisa dengan mudah pakai transfer bank online ke badan2 sosial di dunia mulai dari urusan aids, kelaparan, anak2, sampai korban bencana.

yak sudah cukup berbicara tentang negeri yg kutinggali ini. gimana dengan negeri kita?

bangga dong, indonesia ranking 50! paling tidak kan lebih tinggi rankingnya dari negeri eropa yg kusebut di atas itu!

dan lebih bangga lagi, walaupun negara kita rada2 miskin dibanding negara2 tetangga kita, ternyata oh ternyata, malaysia bercokol di ranking 76 dan singapore di ranking 91. negara2 yg seharusnya lebih makmur, tapi ternyata tidak sedermawan indonesia.


paling tidak, ini sebagai pertanda kalau bibit2 membantu orang lain masih cukup besar di negara kita. ini persentase orang indonesia yg ngasih duit, jadi relawan, dan bantu orang asing sehari2 (tabelnya). orang indonesia lumayan mantab utk urusan bantu orang yg tidak dikenal.


mau coba ngintip negara2 minyak di timur tengah sono? sama saja. duit tidak menjamin orang berderma. kebahagiaan masih memegang peran. lihat itu negara yg katanya super kaya raja minyak dan didatangi banyak turis tiap tahunnya pun rankingnya di bawah indonesia.


aku jadi ingat dengan indeks kebahagiaan di dunia, di mana indonesia juga lumayan di tengah2. artinya, orang indonesia cukup bahagia. kelebihannya orang indonesia adalah doyan humor, lucu2an, doyan nyengir & senyum (buat org sini aneh loh aku suka senyum2 gak jelas :p). itulah yg membikin tetap bahagia. jangan lupa, gerakan bibir yg tersenyum itu bisa ngaruh ke mental loh (aku udah nyoba sendiri, dan juga kata bapak yg nulis ttg buku happiness).

yuk, mari kita tetap tersenyum dan bercanda. mari kita tetap membuka hati menolong orang lain (tak peduli pemerintah nyebelin). ntar kalo duit kita udah banyak, semoga menolong orangnya makin banyak yah, seperti penduduk negeri top-10 di atas? :)

jangan sampai kita seperti negara2 asia yg sudah mendahului kita secara ekonomi. yg katanya kaya, maju, rajin membangun, dll tapi hmm.. lupa berbagi? atau tidak bahagia? 


buat renungan, yah! ^_____^

Selengkapnya silakan lihat disini : 
https://www.cafonline.org/pdf/WorldGivingIndex28092010Print.pdf


Sumber : http://onit.multiply.com/journal/item/797/negara-bahagia-negara-dermawan


Negara Mana yang Penduduknya Paling Bahagia se-Dunia?

Negara Mana yang Penduduknya Paling Bahagia se-Dunia? Ini Dia Daftarnya...

Warga Norwegia dalam suatu pawai, ilustrasi

Negara Mana yang Penduduknya Paling Bahagia se-Dunia? Ini Dia Daftarnya...

Senin, 07 November 2011, 10:26 WIB
 
Di manakah negara yang penduduknya paling happy se-dunia? Jawaban untuk tahun ini adalah di Eropa, tepatnya di Norwegia.

Menurut PBB lewat Human Development Index 2011, penduduk Norwegia adalah yang paling bahagia bila dilihat dari sejumlah faktor seperti pendapatan, pendidikan, kesehatan, usia hidup, ekonomi, kesetaraan gender, dan daya tunjang.

"Secara lebih akuratnya, ini adalah indikator kualitas hidup yang sehat dan baik. Bukan sekadar kuantitas hidup. PBB merekam indikasi lebih dalam lagi dengan memasukkan komponen pendidikan dan kesehatan," kata Surekha Subarwal, perwakilan komunikasi PBB di New Delhi, India.

Secara umum, indeks PBB itu menggambarkan, bila manusia hidup lebih lama, menghasilkan uang lebih banyak, dan punya akses pendidikan dan jaminan kesehatan yang bisa diandalkan, maka dia akan hidup lebih bahagia, ketimbang yang tak punya akses.

Berikut 10 negara yang penduduknya paling bahagia:

1. Norwegia
Usia hidup (tahun): 81.1
Pendapatan per kapita: 47,557 dolar AS
Populasi: 4.9 juta jiwa

2. Australia
Usia hidup (tahun): 81.9
Pendapatan per kapita: US$34,431
Populasi: 22.7 juta jiwa

3. Belanda
Usia hidup (tahun): 80.7
Pendapatan per kapita: US$36,402
Populasi: 16.6 juta jiwa

4. Amerika Serikat
Usia hidup (tahun): 78.5
Pendapatan per kapita:US$ 43,017
Populasi: 313 juta jiwa

5. Selandia Baru
Usia hidup (tahun): 80.7
Pendapatan per kapita: US$23,737
Populasi: 4.4 juta jiwa

6. Kanada
Usia hidup (tahun): 81
Pendapatan per kapita: US$35,166
Populasi: 34 juta jiwa

7. Irlandia
Usia hidup (tahun): 80.6
Pendapatan per kapita: US$29,322
Populasi: 4.5 juta jiwa

8. Liechtenstein
Usia hidup (tahun): 79.5
Pendapatan per kapita: US$83,717
Populasi: 36,300

9. Jerman
Usia hidup (tahun): 80.4
Pendapatan per kapita: US$34,854
Populasi: 82 juta jiwa

10. Swedia
Usia hidup (tahun): 81.4
Pendapatan per kapita: US$35,837
Populasi: 9.4 juta jiwa

Redaktur: Stevy Maradona
Sumber: CNN Go
 
Sumber :  http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/11/11/07/lu9tjp-negara-mana-yang-penduduknya-paling-bahagia-sedunia-ini-dia-daftarnya

7 Negara Paling Bahagia di Dunia

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

7 Negara Paling Bahagia di Dunia




PangkalanUnik.Com - Isu kenaikan harga BBM subsidi ditambah laju inflasi yang pasti akan semakin menggerus kondisi perekonomian, membuat banyak penduduk merasa berat hidup di Indonesia. Di luar sana, ternyata banyak penelitian yang diupayakan untuk mengukur tingkat kebahagiaan masyarakat di berbagai belahan dunia.

Kebahagiaan tentu banyak banget dimensinya. Tapi, bukan berarti kita tidak bisa memperkirakan tingkat kebahagiaan berdasarkan berbagai kriteria, seperti pelayanan kesehatan yang baik atau misalnya libur nasional yang banyak. Beberapa negara yang disebut-sebut sebagai negara paling bahagia di muka bumi, dikutip dari The Daily Beast. Tolok ukurnya bermacam-macam, simak beberapa di antaranya.

7. Indonesia

Boleh percaya boleh tidak, ternyata Indonesia juga masuk dalam daftar negara yang penduduknya paling bahagia di dunia. Berdasarkan survei yang dilakukan Ipsos Global yang diterbitkan awal Februari lalu, sebanyak 51 persen dari warga Indonesia menyatakan mereka sangat bahagia.

Survei ini melibatkan 18.687 responden dewasa dari 24 negara dunia dan Indonesia masuk dalam posisi teratas dalam kategori negara yang sangat berbahagia. Titel ini jelas membanggakan bagi Indonesia, terlebih setelah pada 2008 lalu Indonesia juga ditetapkan sebagai negara paling murah senyum dengan perolehan angka 98 persen.


6. Bhutan

Pada 2005, Bhutan menjadi fokus berbagai media seantero dunia dengan memperkenalkan teori gross national happiness (GNH) yang diusulkan oleh mantan raja Jigme Singye Wangchuck IV. Dalam memimpin, raja yang good looking ini tidak melulu menitikberatkan pada perkembangan ekonomi melainkan mendirikan negara yang mengusung kesetaraan, kepedulian, dan konsep ekologi.

Raja juga sangat memperhatikan pelestarian lingkungan hidup Bhutan dengan memberlakukan larangan merokok di seluruh negeri, melarang impor kantong plastik, dan mewajibkan setiap orang setiap tahun minimal menanam 10 batang pohon.

Konsep GNH inipun langsung memperoleh perhatian seksama masyarakat internasional dan menjadi tema pelajaran ilmu ekonomi yang digandrungi para pakar dan institut penelitian di Amerika dan Jepang. Terinspirasi dari hal ini, wartawan asal Amerika, Eric Weiner, menulis buku Geography of Bliss yang bercerita tentang pencarian negara paling bahagia di dunia.


5. Swedia

Swedia dikenal menjadi negara dengan politik yang relatif stabil dan demokratis. Di negara ini, pemerintah menjamin betul hak setiap warga negara untuk berekspresi. Yang patut kita pelajari, Swedia adalah salah satu negara paling tidak korup di dunia.

Semua tempat ibadah di Swedia juga mendapat sumbangan dana yang besar dari pemerintah. Setiap kali ada pemilihan umum, minat masyarakat untuk memberi suaranya mencapai 80 persen. Bandingkan dengan Pemilu Presiden 2009 lalu di Indonesia yang jumlah golputnya saja mencapai 40 persen.


4. Norwegia

Sejak lima tahun lalu, Norwegia selalu masuk dalam daftar negara yang penduduknya paling bahagia. Dengan gross domestic bruto (GDP) per tahun mencapai 53 ribu dolar atau sekitar Rp 477 miliar, negara ini sudah pasti sejahtera.

Di luar pemandangan alam yang cantik, Pemerintah Norwegia juga menjamin kebahagiaan masyarakatnya dengan pelayanan kesehatan dan pendidikan gratis untuk masyarakat. Sst, kebanyakan pusat perbelanjaan di Norwegia akan tutup setiap Ahad lho, tapi penduduknya tetap hepi.


3. Ukraina

Hampir sama dengan Finlandia, Ukraina juga merupakan negara yang memiliki tingkat pendidikan terbaik di dunia. Di negeri asal Andriy Shevchenko ini, 99 persen penduduknya sudah melek huruf dan pemerintah menjamin kesehatan seluruh penduduk yang terdaftar dengan pelayanan berobat gratis.


2. Jepang

Negeri asal sushi ini, meski terbilang cukup rawan tertimpa bencana alam ternyata dikenal sebagai negara dengan layanan kesehatan terbaik. Tidak hanya itu, penduduk Jepang pun ternyata memiliki tingkat harapan hidup yang jauh tinggi dibanding negara lainnya di dunia.

Para pria di Jepang rata-rata hidup hingga usia 82 tahun dan para wanitanya hingga 86 tahun. Bandingkan dengan Indonesia pada 2009, diperkirakan angka harapan hidup untuk pria hanya 68 tahun dan wanita 73 tahun.







1. Finlandia

 
Sebagai tempat produsen ponsel ternama Nokia berasal, Finlandia dikenal sebagai negara yang sangat memperhatikan kesejahteraan pendidikan warganya. Meski memiliki musim dingin yang panjang, anak-anak di Finlandia memiliki kemampuan dan minat luar biasa terhadap ilmu pengetahuan alam, matematika, dan membaca.

Setiap tahun anak yang bersekolah akan mendapat mentor pribadi, guru dengan latar belakang pendidikan yang baik, dan belajar di suasana yang nyaman. Negara ini juga sangat memperhatikan jaminan sosial, utamanya kesehatan.

Sumber : http://prefox.blogspot.com/2012/05/7-negara-paling-bahagia-di-dunia.html

12 Negara Paling Bahagia

12 Negara Paling Bahagia


Berikut adalah 12 negara yang penduduknya paling bahagia. happiness-and-how-to-measure-it. Mungkin setelah tahu negara-negara itu, ada yang mau pindah kewarganegaraan? Hehehehe

1. Denmark
GDP per kapita $34,600. Standar kehidupan yang tinggi dan pelayanan sosial yang oke, bikin negara ini menjadi yang paling baik dan paling menyenangkan untuk ditinggali. Sekolah negrinya top quality. Sekolah swastanya juga dapat terjangkau. Mantap dah!

2. Switzerland
GDP per kapita $32,300. Tingkat kriminal di sini rendah. Infrastrukturnya bagus. Swiss juga punya Alpen, punya danau, lengkap deh. Harapan hidup di Swiss 80,5 tahun.

swiss.jpg

3. Austria
GDP per kapita $32,700. Tingkat harapan hidup di sini 79 tahun. Pemandangan di Austria bagus dan hukum di sana juga baik. Kemiskinan di negara ini hanya sekitar 6%.

4. Iceland
GDP per kapita $35,600. Tebak, berapa angka pengangguran di negara ini? 2.1% lho! Bayangkan dan bandingkan dengan Indonesia. Hahahaha. Tingkat melek hurusnya juga tinggi.

5. Bahama
Dengan populasi 303,800 jiwa dan GDP $303,800, Bahama menduduki peringkat ke-5. Cuaca di sini sangat baik. Bahama memiliki perpaduan kultur Afrika dan Eropa.

6.Finlandia
Populasi negara ini diperkirakan sekitar 5.2 juta jiwa. Kualitas pelayanan kesehatan di sini sangat baik. Sekolah pun gratis. Satu hal, tahukah kamu kalau Finlandia memiliki pendidikan terbaik di seluruh dunia? Padahal jam belajar siswa tidak setinggi di Korea. Kenapa? Karena kualitas guru di Finlandia sangat sangat baik. Guru digaji tinggi di sana.

7. Sweden
Sistem kesejahteraannya merupakan salah satu yang terbaik di Eropa. Pajak di sini tinggi tapi, pemerintahannya transparan. GDPnya per tahun per kapita mencapai $29,800.

sweden.jpg

8.Bhutan
Ini aneh, karena Bhutan bisa menempati posisi ke-8 padahal GDP per kapitanya hanya $1,400 saja. Rendah, kan?! Mirip Indonesia. Tingkat melek hurufnya pun cuma 47%. Harapan hidup sekitar 55 tahun. Tapi Bhutan memiliki pemandangan yang indah dan kultur yang meresap baik di masyarakat. Bhutan memiliki kriteria bahagianya sendiri.

9. Brunei
GDPnya $23,600. Harapan hidup di negara kecil penghasil minyak ini sekitar 75 tahun. Pendidikan dan kesehatan di sini gratis. Subsidi perumahan dan beras pun menjadi tanggung jawab negara.

omar-ali-saifuddin-mosque-bandar-seri-begawan-brunei.jpg

10. Kanada
Dengan GDP $34,000 dan harapan hidup 80 tahun, Kanada menempati urutan ke-10. Tingkat kejahatan di sini rendah. Pelayanan kesehatan juga baik. Pemandangan yang indah juga menunjang kebahagiaan penduduk negara ini.

11. Irlandia
4 juta penduduknya dan GDP per kapitanya $41,000. Ekonomi terbuka & pendidikan yang baik menjadi penyumbang kebahagiaan penduduk Irlandia.

12. Luxemburg

GDPnya sangat tinggi, sekitar $55,600 per kapita. GDPnya merupakan yang tertinggi di dunia. 100% penduduknya telah melek huruf. Pada tahun 2005, Luxemburg menjadi negara yang teraman di dunia.

luxemburg

INDONESIA???

Hahaha, bandingkan ya.

GDP per kapita $1,600 (angka pasti? ga tau juga)

Inflasi 2007: sekitar 6,3%

Pertumbuhan ekonomi: 6,2%

Penanaman modal asing: $12 juta (gile)

Merupakan 3 besar perusak lingkungan di dunia

Korupsi… salah satu yang terhebat di dunia

Pendidikan: kacau. Gaji guru rendah. Anak-anak rajin tawuran, smack-down, jajan makanan murah dan berbahaya, bolos, nge-mall melulu, ga pernah belajar.

Kesehatan: ASKES selalu bermasalah. Rumah sakit tidak menerima orang miskin yang nggak bisa bayar. Rumah sakit mahal.

Kualitas udara: Jakarta merupakan salah satu kota dengan polusi terparah di dunia.
Kualitas air: buruk, banyak limbah dibuang di sungai, laut. Banyak penduduk yang buang sampah di sungai. Banyak yang masih mandi, cuci, gosok gigi buang air di kali. Ada sumur yang menghasilkan air plus gas metan.

Hahaha… sehingga… Indonesia menjadi negara dengan kebahagiaan penduduk yang no.1001 dari seluruh dunia. Hahaha…. Indonesia si Jamrud Khatulistiwa

Sumber : http://aureliaclaresta.wordpress.com/2008/03/10/12-negara-paling-bahagia/

Negara Mana Yang Paling Bahagia Sedunia ??

Negara Mana Yang Paling Bahagia Sedunia ??


Hmm, awal baca artikel ini sempet berpikir masa sich, Negara saya adalah negara paling bahagia sedunia. Tapi setelah baca fakta-fakta yang dikemukakan oleh Mas Junanto Herdiawan, blogger pemerhati ekonomi, saya terkagum-kagum. Ternyata negara yang dipenuhi dengan hutang turunan yang entah digenerasi kapan bisa dilunasi dan ditutupi, bisa menjadi negara yang paling bahagia. Terlepas dari minusnya negera yang saya cintai, yang pasti Alloh Yaha Maha Agung, gak akan menciptakan sesuatu sia-sia,insya alloh ada manfaatnya,amieenn. Silahkan simak artikelnya di bawah ini.

Negara Paling Bahagia Sedunia
senyum korban banjir / foto dari www.kompas.com
senyum korban banjir / foto dari www.kompas.com

Indonesia adalah negara yang masyarakatnya cukup bahagia di dunia. Jauh lebih bahagia dari masyarakat Jepang, Rusia, bahkan China. Krisis ekonomi yang menimpa, indikator ekonomi yang pas-pasan, kemiskinan dan pengangguran yang tinggi, bencana yang kerap datang, tak membuat masyarakat Indonesia bersedih dan jauh dari bahagia. Secara umum, survei ini pernah dimuat di Majalah Time edisi januari 2004 yang menulis sebuah laporan tentang “Sains Kebahagiaan”. Hal menarik dari tulisan itu adalah penelitiannya pada berbagai negara untuk melihat apakah pertumbuhan ekonomi, kekayaan, dan pendidikan yang tinggi, membawa kebahagiaan bagi penduduknya.

Selama ini, GDP atau Gross Domestic Product selalu dijadikan acuan tingkat kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara. GDP dicerminkan oleh komponen Konsumsi, Investasi, Pengeluaran Pemerintah, Ekspor, dan Impor (C+I+G+X-M). Semua komponen itu dihitung dengan satuan uang. Dengan demikian, uang diasumsikan dapat membawa pertumbuhan dan kesejahteraan.

Apakah benar demikian? Survei menunjukkan bahwa negara dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, ternyata tidak otomatis menjadi negara yang bahagia. Sebaliknya, negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi pas-pasan atau bahkan ada yang miskin, bukan berarti pula menjadi negara yang tidak bahagia.

Lantas, apa yang membuat kita bahagia. Riset yang dilakukan para ilmuwan dari Universitas Pennsylvania mengambil beberapa hal yang diindikasikan dapat membawa kebahagiaan. Kekayaan sebagai contohnya, dan segala hal yang bisa dibeli dengan uang. Ternyata, hal itu tidak membawa bahagia. Semakin tinggi pendapatan seseorang, justru kebahagiaannya menurun. Sementara itu, mereka yang berpenghasilan rendah, justru bisa merasakan bahagia. Pendidikan yang tinggi? Tidak juga. Mereka yang memiliki IQ tinggi bukan jaminan kebahagiaannya juga tinggi. Masa Muda?

Lagi-lagi bukan. Faktanya, justru banyak orang tua yang lebih menikmati dan puas akan hidupnya ketimbang yang muda. Pernikahan? Jawabannya agak rumit. Memang kebanyakan pasangan yang menikah lebih bahagia daripada yang tidak menikah, namun hal itu diperdebatkan di hasil survei. Sebagian berpendapat bahwa kebahagiaan perkawinan sangat tergantung pada bagaimana mereka mengelola dan memulai sebuah perkawinan.

Survei menunjukkan bahwa ada dua hal utama yang membuat orang bahagia. Pertama, iman kepada Tuhan atau agama. Apapun agamanya, apabila orang meyakini agama, umumnya mereka lebih bahagia daripada yang tidak beragama. Kedua, teman, sahabat, keluarga, istri, anak, atau cucu. Ya, sebuah studi lanjutan yang dilakukan oleh Universitas Illinois di tahun 2002 menunjukkan bahwa masyarakat yang memililki kebahagian tertinggi pada umumnya adalah mereka yang memiliki orang-orang dekat. Mereka yang penyendiri pada umumnya lebih cepat mengalami depresi.

Hasil survei yang dilakukan para ilmuwan di berbagai negara mendapatkan hasil yang beragam. Negara-negara dengan kekayaan dan pertumbuhan tinggi, seperti Switzerland misalnya, masuk dalam kategori negara yang memiliki kebahagiaan tinggi. Namun ada negara yang pertumbuhannya tinggi dan kekayaan masyarakatnya juga tinggi, justru tidak bahagia. Jepang adalah salah satu contohnya. Tingkat depresi, stress, dan bunuh diri jumlahnya tinggi di Jepang.

Sementara itu, ada negara yang masuk kategori berpenghasilan pas-pas-an, namun memiliki tingkat kebahagiaan yang tinggi. Negara itu adalah Indonesia dan Filipina. Nah, Indonesia masuk dalam kategori negara yang memiliki kebahagiaan tinggi, meski kalau melihat dari indikator ekonominya, kebahagiaan itu memang tak tercermin. Pertumbuhan ekonomi Indonesia “hanya” berada dalam kisaran 4-6%, cadangan devisa Indonesia pas-pasan pada sekitar 50 milyar dollar AS (bandingkan dengan Bill Gates yang seorang diri saja kekayaannya mencapai sekitar 60 milyar dollar AS), dan utang luar negeri yang masih tinggi. Selain itu, bencana kerap datang tak henti di negeri ini.

Namun rupanya berbagai hal itu tidak terkait dengan masih bahagianya bangsa kita. Dalam berbagai kondisi, selalu ada cara yang membuat kita bahagia. Modal tawakal, kekerabatan yang kuat, serta keyakinan pada Yang Maha, mungkin bisa menjadi benteng dalam membangun kebahagiaan di tengah kesulitan saat ini.

Apakah itu semua cukup? Tentu tidak. Lama kelamaan kebahagiaan ini bisa luntur. Kebahagiaan bukan sesuatu yang mudah diraih dan harus senantiasa dipertahankan. Raja Bhutan pernah memperkenalkan istilah GDP of Happiness yang mengukur bukan hanya tingkat pertumbuhan negeri, tetapi juga tingkat kebahagiaan. Untuk mencapai kebahagiaan, dukungan kepada rakyat perlu diberikan dalam bentuk perhatian dan fokus pada pengembangan kekuatan masing-masing elemen bangsa. Keseimbangan antara alam, spiritual, dan manusia menjadi fokus kebijakan pemerintah. Semata mendorong pertumbuhan ekonomi, apalagi dengan memberi uang, tidak akan menjamin tercapainya kebahagiaan. Mungkin hanya mampu meraih kesenangan sesaat. Dan itu, bukan kebahagiaan.

Bukankan tujuan para pendiri bangsa di manapun adalah mengejar kebahagiaan? Kalimat terkenal dalam Deklarasi Independen Amerika adalah, “Life, liberty, and the pursuit of happiness “. Itulah sebuah amanat untuk meraih kebahagiaan.

Sementara, kalimat terkenal di pembukaan UUD 45 kita adalah, “… Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”. Ujungnya, merdeka, berdaulat, adil, dan makmur, adalah cara untuk mencapai kebahagiaan….

Mudah-mudahan kita masuk dalam kelompok orang yang berbahagia.
Junanto Herdiawan, blogger pemerhati ekonomi

(source : http://public.kompasiana.com/2009/02/10/negara-paling-bahagia-sedunia/)
Sumber : http://sepotongroti.comze.com/?p=26

Indonesia negara bahagia

happy-512-x-384


Indonesia negara bahagia

Friday, 18 September 2009


Junanto Herdiawan – Indonesia

Indonesia adalah negara yang masyarakatnya cukup bahagia di dunia. Jauh lebih bahagia dari masyarakat Jepang, Rusia, bahkan China. Krisis ekonomi yang menimpa, indikator ekonomi yang pas-pasan, kemiskinan dan pengangguran yang tinggi, bencana yang kerap datang, tak membuat masyarakat Indonesia bersedih dan jauh dari bahagia.

Secara umum, survei ini pernah dimuat di Majalah Time edisi januari 2004 yang menulis sebuah laporan tentang “Sains Kebahagiaan”. Hal menarik dari tulisan itu adalah penelitiannya pada berbagai negara untuk melihat apakah pertumbuhan ekonomi, kekayaan, dan pendidikan yang tinggi, membawa kebahagiaan bagi penduduknya.





Selama ini, GDP atau Gross Domestic Product selalu dijadikan acuan tingkat kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara. GDP dicerminkan oleh komponen Konsumsi, Investasi, Pengeluaran Pemerintah, Ekspor, dan Impor (C+I+G+X-M). Semua komponen itu dihitung dengan satuan uang. Dengan demikian, uang diasumsikan dapat membawa pertumbuhan dan kesejahteraan.

Apakah benar demikian? Survei menunjukkan bahwa negara dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, ternyata tidak otomatis menjadi negara yang bahagia. Sebaliknya, negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi pas-pasan atau bahkan ada yang miskin, bukan berarti pula menjadi negara yang tidak bahagia.

Lantas, apa yang membuat kita bahagia. Riset yang dilakukan para ilmuwan dari Universitas Pennsylvania mengambil beberapa hal yang diindikasikan dapat membawa kebahagiaan. Kekayaan sebagai contohnya, dan segala hal yang bisa dibeli dengan uang. Ternyata, hal itu tidak membawa bahagia. Semakin tinggi pendapatan seseorang, justru kebahagiaannya menurun.

Sementara itu, mereka yang berpenghasilan rendah, justru bisa merasakan bahagia. Pendidikan yang tinggi? Tidak juga. Mereka yang memiliki IQ tinggi bukan jaminan kebahagiaannya juga tinggi. Masa Muda? Lagi-lagi bukan. Faktanya, justru banyak orang tua yang lebih menikmati dan puas akan hidupnya ketimbang yang muda. Pernikahan? Jawabannya agak rumit.

\Memang kebanyakan pasangan yang menikah lebih bahagia daripada yang tidak menikah, namun hal itu diperdebatkan di hasil survei. Sebagian berpendapat bahwa kebahagiaan perkawinan sangat tergantung pada bagaimana mereka mengelola dan memulai sebuah perkawinan.

140159-Happy_People

Survei menunjukkan bahwa ada dua hal utama yang membuat orang bahagia. Pertama, iman kepada Tuhan atau agama. Apapun agamanya, apabila orang meyakini agama, umumnya mereka lebih bahagia daripada yang tidak beragama. Kedua, teman, sahabat, keluarga, istri, anak, atau cucu. Ya, sebuah studi lanjutan yang dilakukan oleh Universitas Illinois di tahun 2002 menunjukkan bahwa masyarakat yang memililki kebahagian tertinggi pada umumnya adalah mereka yang memiliki orang-orang dekat. Mereka yang penyendiri pada umumnya lebih cepat mengalami depresi.

Hasil survei yang dilakukan para ilmuwan di berbagai negara mendapatkan hasil yang beragam. Negara-negara dengan kekayaan dan pertumbuhan tinggi, seperti Switzerland misalnya, masuk dalam kategori negara yang memiliki kebahagiaan tinggi. Namun ada negara yang pertumbuhannya tinggi dan kekayaan masyarakatnya juga tinggi, justru tidak bahagia. Jepang adalah salah satu contohnya. Tingkat depresi, stress, dan bunuh diri jumlahnya tinggi di Jepang.

Sumber : http://baltyra.com/2009/09/18/indonesia-negara-bahagia/

Peta Negara-negara Bahagia di Dunia

World Happiness Map

30 04 2008
Adrian White, analytic social psychologist dari the University’s School of Psychology, menganalisa data yang dipublikasikan oleh UNESCO, CIA, New Economics Foundation, WHO, Veenhoven Database, Latinbarometer, Afrobarometer, dan UNHDR, untuk membuat proyeksi global tentang kesejahteraan : the first world map of happiness.

Proyeksi ini dipublikasikan dalam jurnal Psikologi September 2006.. Walaupun itu dua tahun yang lalu, tapi cukup menarik untuk dibicarakan.. Data dianalisis berdasarkan hubungannya dengan kesehatan, kesejahteraan ekonomi, dan pendidikan.

Dan hasilnya, 10 negara yang paling bahagia adalah:
1. Denmark
2. Switzerland
3. Austria
4. Iceland
5. The Bahamas
6. Finland
7. Sweden
8. Bhutan
9. Brunei
10. Canada

Dan selanjutnya, negara-negara yang perlu diperhatikan..
23. USA
35. Germany
41. UK
62. France
64. Indonesia
82. China
90. Japan
125. India
167. Russia


World Happiness Map

30 04 2008 Adrian White, analytic social psychologist dari the University’s School of Psychology, menganalisa data yang dipublikasikan oleh UNESCO, CIA, New Economics Foundation, WHO, Veenhoven Database, Latinbarometer, Afrobarometer, dan UNHDR, untuk membuat proyeksi global tentang kesejahteraan : the first world map of happiness.
Proyeksi ini dipublikasikan dalam jurnal Psikologi September 2006.. Walaupun itu dua tahun yang lalu, tapi cukup menarik untuk dibicarakan.. Data dianalisis berdasarkan hubungannya dengan kesehatan, kesejahteraan ekonomi, dan pendidikan.
Dan hasilnya, 10 negara yang paling bahagia adalah:
1. Denmark
2. Switzerland
3. Austria
4. Iceland
5. The Bahamas
6. Finland
7. Sweden
8. Bhutan
9. Brunei
10. Canada
Dan selanjutnya, negara-negara yang perlu diperhatikan..
23. USA
35. Germany
41. UK
62. France
64. Indonesia
82. China
90. Japan
125. India
167. Russia
Wow.. ternyata Indonesia ada diperingkat 64 dari 178 negara
(daftar lengkapnya silahkan lihat di wikipedia)
Menurut Andrian, negara yang memiliki jumlah penduduk banyak cukup sulit untuk bahagia, yaitu China di urutan ke-82, India di urutan ke-125 dan Russia di urutan ke-167. Tapi sebagai negara dengan penduduk 234 juta jiwa alias termasuk 4 negara berpenduduk terbesar didunia, peringkat negara kita diatas negara-negara tersebut..
World Happiness Mapnya adalah peta berikut ini:

Urutan warna menunjukkan tingkat kebahagiaan,
green
= most happy > blue > purple> orange > red = least happy
Klik disini untuk melihat gambar yang lebih besarnya..
Lalu, ternyata World Happiness Map itu berhubungan dengan data dari Happy Planet Index,
yaitu indeks kesejahteraan kehidupan manusia dan dampak lingkungan, yang diperkenalkan oleh New Economics Foundation (NEF) pada July 2006. Kalo di ekonomi ada Gross National Product (GNP), maka disini ada Gross National Happiness (GNH) yang bertujuan untuk mendifiniskan kualitas kehidupan dalam psikologi.Yang lebih kerennya, Indonesia ada di peringkat ke-23 dari 178 negara dengan Happy Planet Index (HPI) 57.90. Urutan top-5nya adalah : Vanuatu, Columbia, Costa Rica, Dominica, Panama..
Nilai GPH berdasarkan ukuran-ukuran berikut (males nerjemahin nih..):
  1. Economic Wellness: Indicated via direct survey and statistical measurement of economic metrics such as consumer debt, average income to consumer price index ratio and income distribution
  2. Environmental Wellness: Indicated via direct survey and statistical measurement of environmental metrics such as pollution, noise and traffic
  3. Physical Wellness: Indicated via statistical measurement of physical health metrics such as severe illnesses
  4. Mental Wellness: Indicated via direct survey and statistical measurement of mental health metrics such as usage of antidepressants and rise or decline of psychotherapy patients
  5. Workplace Wellness: Indicated via direct survey and statistical measurement of labor metrics such as jobless claims, job change, workplace complaints and lawsuits
  6. Social Wellness: Indicated via direct survey and statistical measurement of social metrics such as discrimination, safety, divorce rates, complaints of domestic conflicts and family lawsuits, public lawsuits, crime rates
  7. Political Wellness: Indicated via direct survey and statistical measurement of political metrics such as the quality of local democracy, individual freedom, and foreign conflicts
Maka, pada peta ini Indonesia terlihat lebih bahagia.. :)



Happy Planet Index, highest rank to lowest rank
Gambar dan data lengkapnya ada di wikipedia juga
Walaupun kebenaran penelitian ini boleh diragukan,
tapi ambil segi positifnya sajalah..yaitu
sebagai Warga Negara Indonesia, berbahagialah Anda..
jangan cemberut dan tetap lah tersenyum.. :)


Sumber : http://farisfar.wordpress.com/2008/04/30/world-happiness-map/#more-27

Indonesia Masih Negara Paling Bahagia

Jepang, Cina, Korea, Taiwan, dan Hong Kong. Ber-twitter di @junanto

miskin dan bahagia


bahagia di tengah kemiskinan? / foto www.kompas.com

Indonesia Masih Negara Paling Bahagia



Di tengah gemuruh politik, makin sulitnya hidup, serta tingginya kemiskinan dan pengangguran, Indonesia masih termasuk dalam bangsa yang paling bahagia sedunia. Hasil penelitian Prof. Ronald Inglehart (2008) dari Michigan University menunjukkan hal tersebut. Pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita yang pas-pasan, ternyata bukan jaminan negara kita tidak bisa bahagia. Penelitian ini mengonfirmasi apa yang pernah dimuat oleh Majalah Time pada tahun 2004 tentang “The Science of Happiness” yang memuat kesimpulan sama, bahwa Indonesia memang negara bahagia. (Artikel terkait “Negara Paling Bahagia Sedunia“).

Prof Ingelhart melakukan survey data sejak tahun 1981 hingga 2007 pada hampir 90% dari populasi dunia dan mencakup lebih dari 52 negara. Survey itu dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kebahagiaan dan kepuasan hidup penduduk dunia. Kedua faktor tersebut dihitung dalam sebuah komposit yang dinamakan Subjective Well Being (SWB). Kebahagiaan adalah tujuan utama semua orang di dunia ini.

Berbagai cara ditempuh, berbagai ilmu dilahirkan, dan berbagai kebijakan dikeluarkan, untuk menjawab pencarian itu. Kebahagiaan tentu berbeda dengan kesenangan. Orang yang senang belum tentu orang yang bahagia. Pleasure is different with Happiness, demikian ungkap para filsuf. Kahneman (2004) mengatakan bahwa berpesta, bermain, shopping, rekreasi, dan kegiatan hedonistik lainnya hanya mengakibatkan kesenangan.

Sementara, hubungan kesenangan dengan kebahagian terbukti lemah. Banyak orang mengatakan bahwa salah satu sumber kebahagiaan adalah memiliki anak. Namun kegiatan membesarkan anak, jauh dari kegiatan hedon. Mulai dari mengganti popok, bangun tengah malam, mengajar anak, dan lain sebagainya membutuhkan pengorbanan yang tidak menyenangkan. Toh, memiliki anak tetap menjadi sumber kebahagiaan banyak orang.

Lantas apa yang membuat Indonesia menjadi negara bahagia di dunia. Penelitian Inglehart menunjuk pada beberapa faktor yang dapat meningkatkan kebahagiaan. Ada 3 faktor yaitu, pembangunan ekonomi, demokratisasi, dan kebebasan sosial. Beberapa faktor lain yang berdampak pada kebahagiaan adalah kepercayaan pada Tuhan dan keluarga.
grafik swb

Indonesia Negara Bahagia

Pembangunan ekonomi menjadi salah satu faktor dalam mencapai kebahagiaan. Pembangunan ekonomi yang berkesinambungan memberikan masyarakat pilihan hidup yang lebih banyak. Namun hubungannya dalam membuat bahagia ternyata paling lemah. Beberapa negara yang memiliki GDP tinggi memang cenderung bahagia. Namun sekelompok negara, seperti negara Amerika Latin, dan juga Indonesia, memiliki kebahagiaan yang lebih tinggi, meski GDP-nya rendah. Amartya Sen kemudian menyebutkan unsur lainnya, yaitu demokratisasi dan kebebasan sosial. Ini adalah kunci dalam mencapai kebahagiaan. Pembangunan ekonomi yang tidak memuat unsur kebebasan, hanya akan meningkatkan kepuasan hidup, namun belum tentu meningkatkan kebahagiaan.

Penelitian Inglehart tersebut menarik untuk kita cermati. Meski Indonesia banyak dilanda oleh krisis di berbagai segi, kemampuan meningkatkan kebahagiaan adalah sisi lain. Kita perlu menyadari bahwa pembangunan ekonomi yang hanya berfokus pada pertumbuhan memang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Namun, fokus pembangunan tak cukup hanya diarahkan pada angka-angka pertumbuhan, mengingat lemahnya hubungan dalam mencapai kebahagiaan. Unsur-unsur nonekonomi dan kultural memegang peranan penting dalam menggapai kebahagiaan. Kemampuan negara menjamin kebebasan berpendapat dan terlaksananya proses demokratisasi, menjadi salah satu ukuran kebahagiaan.

Pertanyaannya adalah, sampai kapan kebahagiaan ini bertahan? Nampaknya ini menjadi tantangan kita dan para pemimpin kita ke depan. Bahwa pembangunan ekonomi tak akan pernah cukup. Pemimpin harus mampu menjamin kebahagiaan warganya. Untuk itu, mereka perlu memahami esensi kebahagiaan.

Di beberapa negara, kebahagiaan juga menjadi tujuan. Kalimat terkenal dalam Deklarasi Independen Amerika adalah, “Life, liberty, and the pursuit of happiness “.Sementara di Indonesia, kalimat terkenal di pembukaan UUD 45 kita adalah, “… Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”.

Penelitian Prof Inglehart tentu masih bisa diperdebatkan. Apakah kebahagiaan di negeri ini menjadi tujuan, atau justru alat untuk bertahan hidup. Kalau hidup sudah sulit dan tidak bahagia, repot bukan. Oleh karenanya, di sini saya tidak akan bertanya, apakah kita benar-benar sudah bahagia?
Karena kata guru saya, “Ask yourself whether you are happy. Then you stop being happy”.
Ketika kita bertanya, apakah kita bahagia, maka pada saat itu kita berhenti menjadi bahagia.
Salam
Junanto Herdiawan, pengejar kebahagiaan

Sumber : http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2009/06/19/indonesia-masih-negara-paling-bahagia/

Indonesia Negara Paling Optimistis Ketiga di Dunia


Ternyata Orang Indonesia Paling Bahagia Sedunia

 Indonesia Negara Paling Optimistis Ketiga di Dunia

Keyakinan konsumen di Indonesia
mencapai angka indeks 118 pada kuartal I-2012, yang merupakan tertinggi sejak tahun 2010. Angka indeks itu pun membawa Indonesia menempati peringkat ketiga di dunia setelah India (123) dan Arab Saudi (119).

Indeks tersebut merupakan temuan kepercayaan global oleh Nielsen melalui survei yang dilakukan pada 10-27 Februari 2012 terhadap lebih dari 28.000 konsumen online di 56 negara. "Indonesia tetap menjadi negara yang paling optimis ketiga di dunia," sebut Catherine Eddy, Managing Director Nielsen Indonesia, dalam konferensi pers, di Jakarta, Rabu (2/5/2012).

Angka indeks tersebut naik satu poin dari kuartal terakhir tahun 2011. Indeks tetap naik, kata dia, sekalipun masyarakat dibayangi oleh rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. "Walaupun terdapat kemungkinan naiknya harga bahan bakar dan barang-barang, konsumen di Indonesia tetap optimis. Hal ini disebabkan karena adanya stabilitas perekonomian global," tambah Catherine.

Akan tetapi, kondisi ekonomi negara tetap menjadi pertimbangan utama bagi kekhawatiran konsumen Indonesia. Hal ini terlihat dari satu dari empat responden, atau 24 persen, yang menyatakan demikian. Ini berbeda dengan konsumen di Asia Pasifik dan Tenggara yang lebih mengkhawatirkan pekerjaan mereka. "Perekonomian terus menjadi kekhawatiran utama bagi konsumen Indonesia, terutama dengan kemungkinan naiknya harga bahan bakar yang akan mendorong naiknya harga barang," pungkas Catherine.

Sumber : http://sedot-uang.blogspot.com/2012/05/jejak-si-bocah_03.html

Ternyata Orang Indonesia Paling Bahagia Sedunia

 
Ternyata Orang Indonesia Paling Bahagia Sedunia


Meskipun terus terbelit berbagai masalah Korupsi yang sepertinya tidak ada habisnya, orang Indonesia boleh berbangga menjadi orang paling bahagia sedunia. Sebuah survei yang dilakukan oleh IPSOS sebagaimana dilaporkan oleh ibnlive.in.com menyebutkan Indonesia memperoleh angka 51% untuk kategori Very Happy dari survei bulanan yang dilakukan oleh IPSOS tersebut.

IPSOS telah melakukan survei semenjak tahun 2007 yang lalu dengan melibatkan 18.687 orang dewasa di 24 negara, yaitu Argentina, Australia, Belgia, Brazil, Kanada, China, Prancis, Britania Raya, Jerman, Hungaria, India, Indonesia, Italiy, Jepang, Meksiko, Polandia, Rusia, Saudi Arabia, Afrika Selatan, Korea Selatan, Spanyol, Swedia, Turki and Amerika Serikat. Masing-masing negara melibatkan 1.000 penduduk dengan pengecualian untuk negara Argentina, Belgia, Indonesia, Meksiko, Polandia, Saudi Arabia, Afrika Selatan, Korea Selatan, Swedia dan Turki yang melibatkan 500 orang. Ukuran dewasa yang dipakai IPSOS ada dua, yaitu untuk negara Amerika Serikat dan Kanada rentang umurnya adalah 18 sampai dengan 64 tahun dan negara-negara lain rentang umurnya antara 16 sampai dengan 64 tahun.

Menarik, sudah pasti, melihat Indonesia mampu menjadi yang teratas dalam survei ini. Angka Very Happy dari survei tersebut di Indonesia mencapai 51%, sedangkan rather happy 42%. Hanya India yang mendekati, tetapi dalam kategori Very Happy India jauh tertinggal dengan angka hanya 43%. Bila kita telusuri lebih jauh sepanjang tahun 2011 yang lalu Total Happy Indonesia minimal berada di angka 87%. Perhatikan grafik berikut ini.

Biar kita lihat dari seluruh negara yang disurvei terlihat bahwa negara-negara yang maju dalam bidang ekonomi belum tentu memiliki Happy Index tinggi. Sebut saja beberapa negara seperti Korea Selatan, Italia dan Spanyol memiliki total Happy yang rendah yang menunjukkan sedikitnya penduduk mereka yang merasa happy.
Perlu juga kita perhatikan negara China yang terus mengalami pertumbuhan ekonomi di beberapa tahun terakhir. Persentase penduduknya yang Very Happy hanya 19%. Amerika Serikat menunjukkan angka yang lebih baik dibandingkan China di mana ada 28% yang menyatakan Very Happy, selebihnya Rather happy.

Apa Arti survei tersebut?

Bila kita lihat, banyak sekali negara-negara dengan perekonomian maju memiliki persentase Very Happy sangat rendah. John Wright, Senior Vice President IPSOS mengatakan:

"It is not just about the economy and their well being. It is about a whole series of other factors that make them who they are today."

Perhaps proving that money can't buy happiness, residents of some of the world biggest economic powers, including the United States, Canada and Britain, fell in the middle of the happiness scale.

Sebaliknya negara seperti Indonesia dan India, yang perekonomiannya bisa dikatakan berada di bawah negara-negara tersebut malah mendapatkan persentase Very Happy yang tinggi. Ini artinya banyak sekali segi yang membuat orang merasa bahagia, tidak hanya kondisi ekonomi. Selain itu, tidak bisa dipungkiri, jumlah orang yang disurvei cukup berpengaruh. Contohlah di AS dan Kanada di mana ada 1.000 orang yang disurvei, sedangakn di Indonesia hanya 500 orang.

Kemudian pengertian Very Happy ini mungkin saja sangat subjektif. Bisa saja di antara 500 orang yang disurvei di Indonesia tersebut kondisinya memang berada di atas rata-rata orang Indonesia lainnya. Selain itu jumlah 500 dari sekian ratus juta penduduk Indonesia atau sekian puluh juta yang berumur antara 16 sampai dengan 64 tahun belum tentu mewakili.

Nah apakah anda merasa Very Happy?

Sumber : http://sedot-uang.blogspot.com/2012/05/jejak-si-bocah_03.html

Julukan-Julukan yang diberikan Dunia untuk Negara Indonesia

Julukan-Julukan yang diberikan Dunia untuk Negara Indonesia
Posted: 03 May 2012 03:36 PM PDT
Berikut ini adalah julukan-julukan negara kita tercinta

Zamrud Khatulistiwa
Julukan ini diberikan dunia kepada Indonesia karena letak geografis Indonesia yang dilintasi oleh garis khatulistiwa dengan penampakan alam yang sangat hijau seperti zamrud

Nusantara
Ini adalah julukan yang di sematkan oleh kerajaan majapahit terhadap wilayah Indonesia dari Sumatra sampai Papua dalam literature bahasa Jawa. Selain itu, Thailand juga menyebut Indonesia dengan julukan Nusantara merunut pada sejarah kerajaan Majapahit dulu

Negara Agraris
Julukan ini mengacu pada kenyataan bahwa lahan pertanian Indonesia sangat luas dengan sebagian besar mata pencaharian penduduk kita sebagai petani

Negara Maritim
Julukan ini mengacu pada kenyataan perairan Indonesia yang luas

Negara Nyiur
Julukan ini disematkan karena Indonesia adalah Negara maritim yang otomatis ditumbuhi oleh pohon-pohon kelapa

Negara Seribu Candi
Julukan negeri seribu candi diberikan dunia kepada Indonesia berawal dari dipilihnya candi Borobudur sebagai salah satu dari 7 keajaiban dunia

Negara Seribu Pulau
Julukan ini diberikan melihat Indonesia terdiri dari ribuan pulau sekaligus menegaskan bahwa Indonesia adalah Negara kepulauan dengan jumlah pulau terbanyak di dunia

Negara Megabiodiversitas
Julukan ini diberikan kepada Indonesia karena para peneliti dunia kagum akan keanekaragaman flora dan fauna yang ada termasuk spesies purba dan spesies langka di indonesia seperti komodo, anggrek hitam dan raflessia arnoldi

Garuda
Julukan ini mengacu pada symbol Negara indonesia

Heaven Earth
Julukan ini diberikan kepada Indonesia karena banyak Negara dunia iri dengan kekayaan alam Indonesia yang subur dengan hasil bumi yang melimpah dan pemandangan yang memanjakan mata

Paru-Paru Dunia
Julukan ini beberapa kali di sematkan oleh AS dan Singapura melihat pulau Kalimantan sebagai hutan yang harus dilindungi karena berfungsi sebagai penopang paru-paru dunia

The Big Mouslem Population
Ini julukan yang diberikan orang musim dunia kepada Indonesia atas kekaguman mereka terhadap kuantitas pemeluk agama islam di indonesia

Our Large Neighbour to North and Our Nearest Asian Neighbour
Ini julukan yang diberikan pemerintah Australia melihat Indonesia adalah Negara asia tetangga terbesar dan terdekat secara letak geografis dengan Australia

Balinesia
Julukan Ini diberikan oleh para tourist yang mengagumi penampakan alam saat berkunjung ke bali. Dengan catatan sebenarnya para tourist itu tidak tahu jika bali adalah bagian dari indonesia

Macan Asia yang Tertidur
Julukan aslinya adalah Macan Asia. tapi julukan ini berubah menjadi Macan Asia yang tertidur pada era modern. Ini julukan yang di berikan oleh Negara-negara asia terhadap Indonesia karena Indonesia diakui memiliki potensi menjadi sebuah negeri adidaya

Mafia Asia
Julukan ini diberikan karena indonesia menjadi penggerak pembahasan masalah2 di Asia

Sumber : http://sedot-uang.blogspot.com/2012/05/jejak-si-bocah_03.html

Pendapatan dan Kebahagiaan Tidak Berkorelasi

Keluarga bahagia Pendapatan dan Kebahagiaan Tidak Berkorelasi



Terlepas dari kemurungan ekonomi global, dunia ini ternyata jadi tempat yang lebih membahagiakan, demikian kesimpulan dari polling yang dilakukan terhadap 19.000 orang dewasa di 24 negara. Laporan ini disampaikan oleh The Economist yang menariknya: Indonesia menjadi negara paling bahagia :-)

Laporan ini hadir dengan disclaimer bahwa tingkat kebahagiaan yang disebutkan di sini bersifat subyektif bagi yang dipolling. Arti bahagia bagi satu orang bisa berbeda daripada orang lainnya. Bagaimanapun, temuan menariknya adalah, kebahagiaan tertinggi bukanlah didapat oleh negara  dengan tingkat kekayaan tertinggi. Perceived happiness -kebahagiaan subyektif- ternyata tergantung lebih dari sekedar kekayaan material.
Merasa diri bahagia itu ternyata lebih penting daripada menunggu pengakuan pihak lain bahwa kita ini bahagia.
Silahkan lihat lagi di bawah untuk melihat korelasi kebahagiaan dengan beragam faktor.

Negara bahagia indonesia
Dari studi yang bisa Anda unduh di sini, ada temuan menarik tentang korelasi antara kebahagiaan dengan beberapa faktor. Harap pahami bahwa korelasi TIDAK lantas mengartikan kausalitas (sebab akibat). Dengan catatan tersebut untuk dicamkan, berikut adalah korelasi antara kebahagiaan dan faktor lainnya:
  • Orang ekstrovert lebih bahagia daripada introvert.
  • Orang optimis lebih bahagia daripada pesimis.
  • Orang yang menikah lebih bahagia daripada yang masih lajang.
  • Orang yang “berkumpul” lebih bahagia daripada yang tidak.
  • Orang yang hadir di acara keagamaan secara rutin lebih bahagia daripada yang tidak.
  • Orang yang bergelar pendidikan S1 lebih bahagia daripada yang tidak menempuh S1, TAPI
  • Orang dengan tingkat pendidikan lebih tinggi lebih tidak bahagia daripada mereka yang hanya lulusan S1.
  • Orang yang sibuk lebih bahagia daripada yang mengatakan mereka kurang kerjaan.
  • Orang jadi semakin bahagia seiring bertambahnya usia.
  • Semakin sering seseorang bepergian jadi semakin kurang bahagia dirinya — malahan bepergian adalah penyebab terbesar stres dan ketidakbahagiaan. Jarak bepergian secara langsung terkait dengan kebahagiaan. Semakin lama di jalan = semakin tidak bahagia.
  • Orang merasa lebih bahagia ketika mereka bisa menebak/mengira apa yang akan terjadi
  • Orang akan menjadi lebih bahagia ketika tinggal berdekatan dengan orang-orang yang bahagia (bukan cuma di rumah, namun juga bertetangga)

Anda punya pengalaman sehingga ketemu korelasi kebahagiaan dengan faktor tertentu? :-)


Fowler, J. H.; Christakis, N. A (3 January 2009). “Dynamic Spread of Happiness in a Large Social Network: Longitudinal Analysis Over 20 Years in the Framingham Heart Study” (PDF). British Medical Journal 337 (768):